Select menu item

Mitos-mitos Tentang ABA

*
Anak saya hanya menderita Asperger/PDD-NOS sehingga tidak memerlukan ABA karena hanya memiliki gejala autis ringan
Jawaban: Adalah pendapat yang salah kalau Asperger/PDD-NOS tidak memerlukan terapi ABA intensif karena Asperger/PDD-NOS pun memiliki level keterlambatan perkembangan. Hanya professional yang dapat menentukan apakah kondisi ini memerlukan terapi atau tidak dan berapa jumlah jamnya. Semakin dini diatasi, apapun diagnosa anak, semakin sedikit ketertinggalan anak dengan teman-teman seumurnya. Sehinga di masa depan, diharapkan anak ini akan mendekati anak normal.
*
Saya mau anak saya belajar secara alami bukan secara ABA. ABA terlihat tidak alami.
Jawaban: ABA di design untuk mengoptimalkan sistem belajar. Seorang terapis mengoptimalkan instruksi one-on-one yang terbukti efisien untuk mengajarkan kemampuan yang diinginkan. Memang di awal pengajaran seperti tidak alami karena anak autis memiliki keterbatasan dan belajar dengan cara yang berbeda, sehingga beberapa teknik terlihat berlebihan dilihat dari sudut pandang orang biasa. Setelah program berjalan baik, sistem pengajaran diarahkan ke arah yang lebih alami. Jika sukses, kemampuan belajar anak sudah berubah bisa langsung belajar dari lingkungan dan cara belajar mereka bisa mendekati temannya yang normal.
*
Sesuatu yang salah adalah persepsi dari orangtua bahwa anak dengan autisma dapat belajar seperti anak biasa. Masukkan saja dia sekolah, nanti juga bisa bicara sendiri atau dia akan bermain dengan sendirinya. Yang harus dimengerti oleh orangtua, sebelum memiliki kemampuan belajar secara alami (di sekolah) dan mengikuti teman-temannya, anak harus memiliki kemampuan untuk menyadari lingkungan di sekitar mereka, mereka harus dapat mengikuti perintah, meniru gerakan dan suara, menengok jika dipanggil, memiliki tingkat atensi yang cukup untuk duduk atau mendengarkan, dll. Ini baru kemampuan dasar, belum lagi kita bicara mengenai kemampuan akademik dan kemampuan mandiri (makan sendiri, toilet, cuci tangan, pakai baju sendiri, dll). Sebelum anak memiliki ketrampilan di atas, tentu tidaklah bijaksana menempatkan mereka ke sekolah umum. Nah ABA lah yang dapat mengajarkan dan melatih kemampuan dasar di atas menggunakan teknik DTT (discrete trial teaching) di atas meja.
*
Saya melihat ABA hanya mengajarkan kemampuan yg di ulang-ulang. Apakah anak tidak memerlukan sekolah atau bermain lain?
Jawaban: ABA program yang komplit bukan hanya DTT saja, tetapi harus berdasarkan program yang menyeluruh untuk melatih anak menguasai basic skills (dengan DTT) dan kemudian di aplikasikan dalam berbagai kesempatan misal di sekolah, rumah atau komunitas umum. Anak normal belajar secara otomatis tanpa anak menyadarinya, sementara untuk anak autis diperlukan progam yang sistematis untuk menguasai suatu kemampuan dan kita harus mengoptimasikan dengan memberikan kesempatan untuk belajar sebanyak mungkin sehingga seperti keliatan seperti berulang-ulang.
*
Saya dengar ABA akan menjadikan anak kaku seperti robot
Jawaban: Sama seperti kita belajar bahasa untuk pertama kali, misalnya bahasa Inggris. Pertama kali kita belajar tentu jawaban kita seperti bahasa di text book. Ya seperti robot, terdengar tidak alami dan lucu dipakai untuk bahasa sehari-hari. Sama seperti mereka, dengan waktu dan latihan, pelan-pelan bahasanya akan diarahkan mendekati alami. Untuk mendapatkan fluency yang kita inginkan tentu perlu banyak latihan dan sangat tergantung tingkat kemampuan atau kondisi dari si anak. Selain itu harus dimengerti bahwa, terlepas dari menggunakan terapi ABA atau tidak memang ciri dari anak autis adalah bahasanya yang sangat kaku dan berulang. Begitulah cara mereka memproses bahasa dalam otaknya. Pengertian mereka pun sangat lateral dan tidak mengerti bahasa kiasan.
*
Apakah ABA saja cukup untuk penangangan anak autisma?
Jawaban: tidak. Idealnya anak autisma ditangani oleh 1 team yang terdiri dari psikolog, ABA untuk mempelajari berbagai macam skills dan menurunkan problem behavior, OT/SI untuk menangani sensory dari si anak supaya kondisinya pas untuk belajar, terapi wicara untuk melatih kemampuan bicara dari si anak, physical therapist (jika dibutuhkan), guru di sekolah (khusus atau umum) yang paham kondisi anak dan tentunya kerjasama orang-orang di rumah.
*
Apakah ABA berguna untuk anak yang sudah besar/dewasa?
Jawaban: Ya tentu berguna. Memang ABA akan mendapatkan hasil yang optimum jika dimulai program intensif sejak usia dini (dibawah 5 tahun). Tetapi ABA dapat digunakan juga untuk semua usia karena ini adalah ilmu dari perilaku manusia yang dapat mengarahkan bagaimana melatih berbagai macam ketrampilan terlepas dari umur dan level dari individu.
*
Diceritakan ulang secara bebas dari blog: Rsaffran.tripod.com/faq.html. dengan sedikit tambahan dari penulis.
*
Peringatan: Informasi yang saya tulis harap digunakan sebagai informasi yang memperkaya pengetahuan anda, tetapi sebaiknya anda komunikasikan dengan professional yang menangani anak anda sebelum diterapkan. Ilmu yang saya sampaikan sesuai dengan keilmuan yang saya pelajari tetapi harus dipahami bahwa setiap kasus anak adalah unik. Saya tidak bertanggung jawab atas kesalahpahaman atau penyalahgunaan dari informasi yang anda terima.