Select menu item

Mengajarkan Tact dan Echoic

*

*
*
Tact
Di pelajaran sebelumnya kita sudah mengenal bahwa BF Skinner membagi bahasa ekspresif menjadi 4 jenis verbal operant, yaitu mand (meminta), tact (melabel), echoic (mengikuti bunyi) dan intraverbal (menjawab pertanyaan). Tact adalah melabel benda. Dalam konteks teori behavior ABC, antecedentnya adalah sesuatu yang masuk ke panca indera kita (lihat, cium, dengar, rasa dan raba), behaviornya adalah berkata benda tersebut dan konsekuensinya adalah reinfocers yang bersifat umum, misal pujian. Jadi jika kita melihat/mencium bau kue (antecedent), behaviornya kita bicara “kue”, reinforcernya non-specific (misalnya pujian). Apakah kita mendapatkan kuenya? Tidak. Jadi hanya sekedar melabel kue saja. Tact termasuk dasar dari percakapan 2 arah.
*
Tact dapat dilatih secepatnya tetapi jika anak belum bisa mand, maka sebaiknya mand diprioritaskan. Tact dapat digunakan untuk melatih echoic dan imitasi behavior. Atau sebaliknya jika anak memiliki sedikit mand, sedikit echoic dan imitasi kita bisa memulai mengenalkan tact. Sebetulnya yang dilatih bukan murni tact, karena anak di awal latihan masih perlu kata bantuan pertanyaan “Apa ini?” “Apa itu?” sementara tact murni adalah anak melabel benda secara spontan. Contoh: anak melihat/mendengar suara hujan kemudian berkata “hujan”.
*
Dalam pemilihan kata-kata apa yang kita ingin ajarkan terlebih dahulu, kita harus memilih kata yang mudah diucapkan, sangat spesifik tidak terlalu mirip dengan yang lain (tidak bersamaan saat diajarkan). Pilihlah kata yang yang mudah diucapkan atau sudah ada dalam echoic, imitasi behavior dan anak sudah mengerti katanya.
*
Tact dimulai dengan mengenalkan gambar yang digunakan sebagai reinforcer/reward, kemudian dilanjutkan dengan kata-kata yang digunakan anak setiap hari. Gunakan VB-MAPP 300 common nouns (kata benda sehari-hari) untuk acuan. Setelah menguasai sedikitnya 50 kata benda, anak dapat diperkenalkan dengan tact kata kerja, kemudian kombinasi 2 kata kata kerja dan kata benda (contoh: adik makan, minum susu). Setelah anak mahir tact 2 kata, dapat kemudian dikenalkan kata sifat, warna, bentuk, dll.
*
Jangan mengenalkan ya/tidak, lagi, sama atau beda, tolong, terima kasih sebelum mereka memilik banyak perbendaharaan kata. Jika diawal anak dibantu dengan pertanyaan “Apa ini?” “Apa itu?” oleh terapis untuk melatih tact, maka setelah mahir anak diharapkan dapat melakukan tact secara spontan (pure tact). Contohnya anak harus bisa melabel “pesawat” jika melihat pesawat di langit tanpa orang tua bertanya “Apa itu?” Kata pesawat dari anak terjadi spontan karena anak melihat atau mendengar bunyi pesawat di langit.
*
Cara mengajarkan tact, dengan mentransfernya dari verbal operant lain yang sudah dikuasai anak:
  • Jika anak sudah mengerti receptive language (listener responding=identifikasi), kita bisa mentransfer dari receptive language ke tact.
  • Contoh: Letakkan 1-3 kartu di meja. Terapis berkata “Tunjuk bola”. Anak menunjuk bola (listener responding/bahasa receptive/identifikasi), kemudian kita ambil kartunya dan kita tanyakan ke anak. Apa ini? Anak menjawab “Bola” (tact)

*

*

  • Jika anak sudah echoic, kita bisa mentransfer dari echoic ke tact
  • Contoh: Letakkan 1-3 kartu di meja. Terapis berkata sambil memegang kartu dan berkata “Kue”. Anak mengikuti “Kue” (echoic). Kemudian terapis bertanya kepada anak. “Apa ini” Anak menjawab “Kue” (tact)

*

Echoic
Echoic adalah imitasi bunyi yang dicontohkan oleh terapis. Antecedent dari echoic adalah verbal “kata”, behaviornya adalah “kata” yang sama dan konsekuensinya adalah non specific reinforcement misalnya pujian. Echoic penting karena merupakan dasar dari pengajaran kata-kata baru karena biasanya anak autis memiliki kekurangan dalam imitasi dari behavior orang lain termasuk didalamnya verbal imitasi, sehingga perlu di ajarkan secara intensif. Contoh: terapis berkata “kue”, anak berkata “kue” dan konsekuensinya adalah non specific reinforcer (misalnya pujian).
*
Untuk pemilihan target dari echoic adalah bunyi/kata yang anak sudah bisa atau mudah membunyikannya. Misalnya dimulai dengan a, i, u, e, o. Pilihlah dulu bunyi atau kata dari reinforcers sehingga berfungsi untuk anak. Bunyi atau kata yang berhubungan dengan aktivitas bermain dan kesenangan si anak.
*
Cara mengajarkan echoic:
  • Berikan reinforcer terhadap semua bunyi yang dapat dilakukan anak. Bunyi bisa bunyi sederhana atau kata-kata tergantung kemampuan si anak. Terapis mencontohkan target bunyi verbal.
  • Target bunyi boleh dicontohkan sebanyak 3 kali. Jika anak mencoba setelah presentasi target, terapis harus langsung memberikan reinforcernya. Jika anak tidak mencoba sama sekali, reinforcer diberikan setelah contoh yang ketiga.
  • Meningkatkan vokalisasi dari anak dengan memberikan natural reinforcer ketika sedang bermain, misalnya sebelum kitik-kitik (sebagai reinforcer), anak harus bicara “mama” begitu seterusnya dengan berbagai macam bunyi/kata.
  • Ataupun sambil bermain sebelum mendapat reinforcersnya anak diharapkan mengeluarkan bunyi seperti yang kita inginkan. Contoh reinforcernya adalah boneka, jadi boneka kita tahan, dan kita ingin anak membunyikan “a”, karena anak ingin bonekanya, dia akan berkata “a”. Jika anak berbunyi “a”, kita berikan bonekanya, demikian seterusnya.

*

Kemampuan echoic sangat penting karena merupakan dasar dari anak untuk mempelajari kemampuan baru dalam kontrol instruksi dari terapis yang bisa digunakan untuk melatih semua jenis verbal operant: mand, tact dan intraverbal.
*
Melatih tact dan echoic untuk anak yang non-vokal atau sudah vokal tetapi belum berbicara lancar, kita bisa menerapkan “shoebox program” yang diajarkan oleh Dr. Mary Barbera. Siapkan kotak bekas sepatu/tissue yang bisa dibuka dan dilubangi tengahnya. Kemudian pilihlah target kata yang akan diajarkan terhadap anak. Dahulukan kartu yang mereka sudah kenal bendanya dan mudah diucapkan (pilih cukup 10-20 kartu tergantung kemampuan sang anak). Cara pengajarannya: jika anak belum vokal, tunjukkan kartu tersebut ke anak, ucapkan 3 kali nama benda tersebut, berikan kartu tersebut ke anak dan biarkan anak memasukkan kartu ke dalam kotak. Jika anak sudah vokal bisa ditanya apa ini? Untuk melatih kemampuan tactnya atau bisa kita sebutkan bendanya kemudian anak echo kata tersebut. Selain mengajarkan tact, echoic dan juga mand, program shoebox bagus untuk melatih kemampuan anak untuk duduk di meja, melatih kontak mata, meningkatkan atensi, mengikuti perintah dan konsep belajar mengajar.
*
Peringatan: Informasi yang saya tulis harap digunakan sebagai informasi yang memperkaya pengetahuan anda, tetapi sebaiknya anda komunikasikan dengan professional yang menangani anak anda sebelum diterapkan. Ilmu yang saya sampaikan sesuai dengan keilmuan yang saya pelajari tetapi harus dipahami bahwa setiap kasus anak adalah unik. Saya tidak bertanggung jawab atas kesalahpahaman atau penyalahgunaan dari informasi yang anda terima.