Select menu item

Mengajarkan Matematika

Seperti yang kita ketahui, autisma adalah sebuah spektrum yang bervariasi kondisi anaknya sehingga sangatlah tidak mungkin memberikan satu metoda yang efektif untuk mengajarkan matematika untuk setiap anak.  Masing-masing anak autis memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat diarahkan untuk belajar matematika. Beberapa teknik mengajarkan matematika  standar dapat dimodifikasi untuk digunakan untuk mengajar anak autis. Karena secara tradisional matematika diajarkan dengan menggunakan bahasa sementara anak autis memiiki kekurangan di bahasa sehingga disarankan menggunakan visual dan demonstrasi dalam belajar matematika sehingga anak langsung melihat konsep secara visual dan paham maknanya. Tips-tips dalam mengajarkan matematika pada anak autis:

  1. Mengajarkan angka dan bentuk
    Angka secara alami dapat diajarkan sambil bermain misalnya menggunakan puzzle atau sambil bernyanyi atau berhitung dalam natural environment. Beberapa anak yang tidak bisa menangkap konsep angka dan bentuk dari bermain secara alami, dapat diajarkan angka menggunakan metoda errorless learning (angka ditulis di flashcard). Ajarkan 1-5, kemudian 5-10, 11-15, 15-20 (Tergantung kemampuan anak bisa lebih bisa kurang targetnya dalam sekali pengajaran). Dengan cara yang sama ajarkan bentuk lingkaran, bintang, persegi panjang, dll. Bisa dengan tulisan atau tidak tergantung kondisi anak.
  2. Mengajarkan urutan angka
    Mengajarkan urutan angka dapat menggunakan flashcard angka atau menghubungkan titik titik angka yang menyerupai gambar sesuatu (biasa ada di buku-buku TK). Anak mengurutkan angka dengan flashard. Atau mengisi titik-titik angka yang kosong dalam urutan. Contoh 1, 2,    , 4. Anak mengisi 3.
  3. Mengajarkan hubungan angka dengan jumlah barang
    Gunakan kartu angka (dengan bantuan bulatan-bulatan angkanya jika perlu). Kemudian siapkan barang yang bisa dihitung, misal koin atau korek api. Kemudian tanyakan pada anak, “berikan 2 koin”. Gunakan visual angka 2 atau 2 dot untuk membantu anak mengasosiasikan apa yang terapis ucapkan dengan jumlah barang yang harus dia berikan kepada terapis. Tanyakan juga hal sebaliknya. Beri anak 2 koin, dan tanyakan “ada berapa?”.
  4. Mengajarkan jumlah barang sambil bermain
    Gabung beberapa barang bermacam warna atau bentuk (salah satu saja) kemudian tanyakan anak untuk mengelompokkan barang, kemudian tanyakan pada anak misalnya berapa jumlah warna merah, warna biru, warna kuning.
  5. Mengajarkan penambahan
    • Bisa dimulai dari sesuatu yang konkrit kemudian di abstrak-kan.
      Jika ingin mengajarkan misalnya 1+2 = 3. Ajarkan menggunakan barang. 1 koin ditambah 2 koin sama dengan 3. Bisa juga dibantu oleh sempoa supaya membantu untuk membuat konkrit hal-hal yang lain.
    • Setelah anak mulai paham, bisa dikenalkan dalam grup seperti dulu kita belajar tambah-tambahan. Penambahan 1 à 1 + 1 = 2, 1 + 2 = 3, 1+3 = 4 dst. Sampai penambahan 10
      Pengajaran secara urutan seperti ini membantu pemikiran anak autis karena cara berpikir mereka yang terstruktur, tetapi hati-hati jika mereka jadi sangat bergantung dengan urutan yang harus kaku seperti itu.
      Sambil mengenalkan penambahan di atas dalam grup, ajarkan anak juga untuk
      menulis persamaannya supaya anak lebih paham. Ulangi setiap hari.

Penambahan dengan cara grup juga bisa dilakukan dengan 2 cara:
–  Dengan lembar kerja 1 + 1 = 2, 1 + 2 = 3, dst – contoh A
–  Dengan kartu flashcard, jadi satu kartu satu penambahan dan jawabannya.
Jika anak mulai mahir letakkan jawaban di belakangnya. Jika anak belum
bicara, bisa menjawab dengan kartu lain – contoh B
Jika anak sudah paham/hapal dalam grup, baru kemudian soal kita acak (tidak berurutan seperti dalam grup di atas)

  1. Aplikasikan konsep ini dalam kehidupan sehari-hari. Misal dengan kue, adik punya 1 kue, mama kasih 1 lagi jadi berapa kue nya? Tanyakan bentuk-bentuk barang untuk lelatih pemahaman konsep bentuk geometri: lingkaran, bujursangkar, persegi panjang, dll.
  2. Jika anak sudah paham uang, ajak anak belanja dan membayar di kasir, awali dengan membeli 1 barang dahulu, baru kemudian 2 barang, 3 barang, dst.
  3. Untuk latihan dalam lembar kerja, lihat kemampuan anak. Terkadang anak tidak bisa melihat lembar kerja yang terlalu penuh karena akan mengganggu fokusnya.
  4. Jangan lupa tetap memakin memberi reinforcer supaya anak semangat belajar.
  5. Mengajarkan pengurangan juga di dilakukan secara terstruktur pula sama dengan penambahan di atas.
    Pengurangan disarankan dilakukan bersama atau hampir bersama-sama dengan penambahan, karena jika tidak untuk beberapa anak akan sulit mengubah cara berpikir yang tadinya penambahan sekarang menjadi pengurangan karena mereka selalu mengasosiasikan persamaan matematika dengan penambahan.
    Contoh :
    1 + 2 = 3  —  3 – 2 = 1
    1 + 3 = 4  —  4 – 1 = 3
    2 + 3 = 5  —  5 – 3 = 2

Metoda lain menggunakan titik-titik untuk membantu visual anak dengan menggunakan titik-titik di dalam angkanya sebagai prompt untuk mengajarkan awal konsep penambahan dan pengurangan — contoh C.

  • Penambahan adalah menghitung maju dari angka depannya. Misal 2 + 2 adalah anak menghitung maju mulai 2 dengan menghitung titik sebagai pembantu 3, 4 – jadi jawaban 2 + 2 = 4
  • Pengurangan adalah menghitung mundur dari angka depannya. Misal 5 – 2 adalah anak menghitung mundur mulai 5 dengan menghitung titik sebagai pembantu 4, 3 – jadi jawabannya 5 – 2 = 3.
  1. Untuk soal cerita matematika semua dijabarkan dalam visual, dengan gambar atau benda.

Silahkan mencoba metoda yang paling mudah untuk anak anda mengikutinya.

Peringatan: Informasi yang saya tulis harap digunakan sebagai informasi yang memperkaya pengetahuan anda, tetapi sebaiknya anda komunikasikan dengan professional yang menangani anak anda sebelum diterapkan. Ilmu yang saya sampaikan sesuai dengan keilmuan yang saya pelajari tetapi harus dipahami bahwa setiap kasus anak adalah unik. Saya tidak bertanggung jawab atas kesalahpahaman atau penyalahgunaan dari informasi yang anda terima.